Selasa, 03 Maret 2009

Nyamuk dan Penyakit Hati

H Nur Mahmudi Isma’il:

Sejak manusia meletakkan kakinya di dunia ini, wujud, rasa keingintahuannya telah memompa semangat dan keinginan jiwanya untuk menemukan rumusan penciptaan dan hakikat-hakikat. Pada masa lalu saat ilmu belum mengalami banyak perkembangan, manusia berusaha memahami rahasia-rahasia alam sebatas kemampuan mereka berpikir.
Kita mengetahui bahwa pada masa kontemporer dan era modern ini manusia telah sampai pada perkembangan ilmu dan keahlian yang sangat pesat. Tetapi, hasil dari penemuan tersebut hanya bisa ditampakkan di hadapan para penghuni bumi, bukan di hadapan dunia dan alam-alam keberadaan.
Sudah banyak referensi atau buku pengetahuan yang mungkin sudah kita lahap habis membacanya. Jika kita perhatikan dengan saksama, semua referensi hanya membahas tentang wacana eksistensi bernyawa dengan pengaruh alaminya dan ratusan cabang ilmu lainnya. Referensi itu lebih banyak membuat hati kita mengidap semua ragam penyakit hati (sombong, takabur, dan lain-lain) yang tak kunjung sembuh, bahkan seolah semakin membuat kita lupa akan hakikat keberadaan Sang Maha Segalanya.
Pada saat berada di sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi, kita disuguhi dengan berbagai topik pelajaran. Apa yang dihasilkan oleh orang lain dengan usaha dan upayanya pada kehidupan dan umur yang telah lalu, dan mereka pahami dari misteri kehidupan, akan mereka hadiahkan kepada kita dalam bentuk buku. Tetapi, mana yang mampu memberi informasi kepada kita tentang kebesaran, kekuatan, dan kemuliaan Pencipta Alam?
Mari sejenak fokuskan perhatian kita pada seekor serangga kecil atau seekor nyamuk yang selama ini kita anggap sebagai makhluk tak berguna. Namun, berapa banyak manusia yang tak berdaya dengan gigitannya, bahkan dari aspek ekonomi banyak orang yang mendapatkan pekerjaan/nafkah dengan keberadaan nyamuk.

Rahasia nyamuk
Nyamuk sebagai seekor eksistensi kecil yang tidak pernah masuk ke dalam daftar perhatian kita adalah sebuah contoh kecil dari penciptaan. Mereka pun senantiasa akan melanjutkan perputaran kehidupannya menuju kesempurnaan diri.
Sebagaimana yang telah disebutkan, dalam banyak ayat Alquran Allah memerintahkan manusia untuk memerhatikan alam dan melihat tanda-tanda di dalamnya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di alam semesta diliputi oleh tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka semua diciptakan. Mereka menunjukkan kekuasaan, ilmu, dan seni dari Pencipta. Manusia bertanggung jawab mengenali tanda-tanda ini dengan menggunakan akal budinya, untuk memuliakan Allah..
Walau semua makhluk hidup memiliki tanda-tanda ini, beberapa tanda dirujuk Allah secara khusus dalam Alquran. Nyamuk adalah salah satunya di surat Albaqarah. 'Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, 'Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?' Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.' (QS Albaqarah: 26)
Nyamuk sering dianggap sebagai makhluk hidup yang biasa dan tidak penting. Namun, nyamuk sangat berarti untuk diteliti dan dipikirkan sebab di dalamnya terdapat tanda kebesaran Allah. Inilah sebabnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.
Nyamuk sebuah eksistensi yang hidup dan setiap makhluk hidup dalam putaran kehidupannya akan memberikan pengaruh-pengaruh dirinya. Untuk memahami hal ini berada di luar kemampuan akal manusia.
Nyamuk melakukan aktivitas berjalan dan juga bergerak. Lalu pertanyaannya, kenapa, bagaimana, dengan keadaan yang bagaimana, dengan perubahan yang mana, dan berada di bawah pengaruh kekuatan yang mana sehingga mereka melakukan gerakan-gerakan tersebut?
Pada umumnya nyamuk dikenal sebagai pengisap dan pemakan darah. Hal ini ternyata tidak terlalu tepat karena menurut penelitian yang mengisap darah hanya nyamuk betina. Nyamuk betina tidak membutuhkan darah untuk makan.
Baik nyamuk jantan maupun betina hidup dari nektar bunga. Nyamuk betina mengisap darah hanya karena ia membutuhkan protein dalam darah untuk membantu telurnya berkembang. Dengan kata lain, nyamuk betina mengisap darah hanya untuk memelihara kelangsungan spesiesnya.
Proses perkembangan nyamuk merupakan salah satu aspek yang paling mengesankan, luar biasa, dan mengagumkan. Berikut ini kami paparkan singkat yang dituliskan Harun Yahya tentang transformasi makhluk hidup dari seekor larva renik melalui beberapa tahap menjadi seekor nyamuk.
Telur nyamuk yang berkembang dengan diberi makan darah, ditelurkan nyamuk betina di atas daun lembap atau kolam kering selama musim panas atau musim gugur. Sebelumnya, si induk memeriksa permukaan tanah secara menyeluruh dengan reseptor halus di bawah perutnya.
Setelah menemukan tempat yang cocok, ia mulai bertelur. Telur-telur tersebut panjangnya kurang dari satu milimeter, tersusun dalam satu baris, secara berkelompok atau satu-satu. Beberapa spesies bertelur dalam bentuk tertentu, saling menempel sehingga menyerupai sampan. Sebagian kelompok telur ini bisa terdiri atas 300 telur.
Telur-telur berwarna putih yang disusun rapi ini segera menjadi gelap warnanya, lalu menghitam dalam beberapa jam. Warna hitam ini memberikan perlindungan bagi larva agar tak terlihat oleh burung atau serangga lain. Selain telur, warna kulit sebagian larva juga berubah sesuai dengan lingkungan sehingga mereka lebih terlindungi.
Larva berubah warna dengan memanfaatkan faktor-faktor tertentu melalui berbagai proses kimia rumit. Jelaslah telur, larva, ataupun induk nyamuk tersebut tidak mengetahui proses-proses di balik perubahan warna dalam tahap perkembangan nyamuk.
Tidak mungkin ia bisa membuat sistem ini dengan kemampuan sendiri. Tidak mungkin pula sistem ini terbentuk secara kebetulan. Nyamuk telah diciptakan dengan sistem ini sejak mereka pertama kali muncul.
'Segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahabesar, Mahabijaksana. Kekuasaan dari langit dan bumi adalah milik-Nya. Ia memberikan hidup dan menjadikan mati. Ia memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.' (QS Al Hadid [57]: 1-2)
Nyamuk dilengkapi dengan penerima panas yang sangat peka. Mereka mengindra segala sesuatu di sekitar mereka dalam berbagai warna menurut panasnya.. Karena pengindraannya tidak bergantung pada cahaya, nyamuk sangat mudah menentukan letak pembuluh darah dalam ruangan yang gelap sekalipun.
Penerima panas pada nyamuk cukup peka untuk mendeteksi perbedaan suhu hingga sekecil 1/1.000 derajat Celcius.. Nyamuk memiliki hampir seratus mata.. Sebagai mata majemuk, mata-mata ini terletak pada bagian atas kepalanya.
Sesungguhnya ini hanya sebagian kecil saja dari sistem-sistem yang luar biasa dari nyamuk. Belum lagi kita mengamati seperti cara makan, reproduksi, pernapasan, peredaran darah.

Tanda kebesaran Allah
Jika kita menyadari bahwa nyamuk juga memiliki berbagai sistem kompleks dan fungsi organis, kita pun lebih memahami betapa tanda-tanda kebesaran Allah itu tak terbatas. Masih pantaskah kita berbangga diri/sombong, buruk sangka, riya (dan seluruh penyakit hati lainnya) dalam kehidupan ini?
Tentu jawabannya kita sepakati sangatlah tidak pantas! Karena ternyata walau hanya dari perumpamaan seekor nyamuk, tetapi kalau saja kita mau mengambil ibrah (hikmah) maka semestinya semakin membuka mata hati kita akan makna kebesaran Ilahi Rabbi.
Kalau saja semua umat manusia tanpa terkecuali memahami segala perumpamaan yang diperlihatkan oleh Allah, mulai dari nyamuk sampai ke makhluk hidup lainnya atau bahkan seluruh proses alam yang terjadi di dunia, insya Allah bangsa ini bahkan warga dunia ini akan terbebas dari apa yang dinamakan penyakit hati.
Allah berfirman: 'Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.' (QS Ali Imran [3]:191)
Harapan yang ada, semoga bulan ini menjadi media untuk merenungi semua perumpamaan yang ada dalam kehidupan di sekeliling kita semakin mengokohkan hati kita untuk terus berkontemplasi, menyadari akan kebesaran Ilahi Rabbi. Karena inilah makna kefitrian manusia yang sesungguhnya.

Rabu, 28 Januari 2009

Why do we read Quraan, even if we can't understand a single Arabic word ?


Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun artinya ?

This is a beautiful story :
Ini suatu cerita yang indah :

An old American Muslim lived on a farm in the mountains of eastern
Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa wakeup early
sitting at the kitchen table reading his Quran .

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu
pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya
yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran
di meja makan di dapurnya.

His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in
every way he could. One day the grandson asked, "Grandpa! I try to
read the Qur'an just like you but I don't understand it, and what I do
understand I forget as soon as I close the book. What good does
reading the Qur'an do?"

Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba
untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu nya
bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu
lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku
lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca
Qur'An?

The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and
replied, "Take this coal basket down to the river and bring me back a
basket of water."

Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di tungku pemanas
sambil berkata , " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa
kemari lagi penuhi dengan air."

The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got
back to the house.

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi
semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

The grandfather laughed and said, "You'll have to move a little faster
next time," and sent him back to the river with the basket to try
again. This time the boy ran faster, but again the bas ket was empty
before he returned home.

Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih
cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan
keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi
tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.

Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry
water in a basket, and he went to get a bucket instead. The old man
said, "I don't want a bucket of water; I want a basket of water.

Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil
membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah bolong , maka sang
cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata, " Aku tidak mau satu ember air ; aku hanya mau
satu keranjang air.

You're just not trying hard enough," and he went out the door to watch
the boy try again.. At this point, the boy knew it was impossible, but
he wanted to show his grandfather that even if he ran as fast as he
could, the water would Leak out before he got back to the house.

Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu
untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali
bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek
nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor
keluar sebelum ia sampai ke rumah.

The boy again dipped the basket into river and ran hard, but when he
reached his grandfather the basket was again empty. Out of breathe, he
said, "See Grandpa, it's useless!" "So you think it is useless?"

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat
tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek
keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat
Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?"

The old man said, "Look at the basket." The boy looked at the basket
and for the first time realized that the basket was different. It had
been transformed from a dirty old coal basket and was now clean,
inside and out.

Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat
ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa
keranjang itu sekarang berbeda.. Keranjang itu telah berubah dari
keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. "

"Son, that's what happens when you read the Qur'an. You mi ght not
understand or remember everything, but when you read it, you will be
changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives."

Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An.. Kamu
tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca
nya lagi, kamu akan berubah, didalam dan diluar dirimu .

" If you feel this email is worth reading, please forward to your
contacts/friends. Prophet Muhammad ( p.b.u.h) says: "The one who
guides to good will be rewarded equally"

Jika kamu merasa email ini patut dibaca, maka lanjutkanlah ke
teman-temanmu. Seperti sabda Nabi Muhammad( SAW) :
" Bagi siapa saja yang membawa kebaikan maka akan mendapat ganjaran yang sama "

Jumat, 26 Desember 2008

10 Alasan untuk tidak memakai Jilbab


ALASAN I: Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab

Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini;

Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia berkata: Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya.
Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci.

Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?

ALASAN II: Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.
Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia, Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; "Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT." (Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat.

Dalam sebuah ayat disebutkan; "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . . " (QS. An-Nisa:36).

Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; " dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya...(QS.Luqman : 15)

Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya.
Allah berfirman di ayat yang sama; "dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.

Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.

ALASAN III: Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.

Saudari ini mungkin sati diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab.

Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. "Apakah anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini...

bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?" Bukankah Allah SWT telah berfirman; "maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui(QS An-Nahl : 43).

Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.

Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan mudah untukmu.

Bukankah Allah SWT telah berfirman; "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.."(QS. AtTalaq :2-3).

Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku.

Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya SAWW,dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni.

Dengarkanlah kalimat Allah; "sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu.."(QS.Al Hujurat:13)

Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.

ALASAN IV: Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab.

Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; "api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui.."(QS.At-Taubah: 81)

Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat talli besar untuk menarikmu dari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka.

Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang kau rasakan sekarang di dunia fana ini.

Kembalilah pada hukum Allah SWT dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; "mereka tidak merasakan kesejukan didalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah"(QS. AN-NABA 78:24-25).

Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.

ALASAN V: Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.

Kepada saudari itu saya berkata, "apabila semua orang mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada akhirnya nanti!

Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu.

Mereka akan meninggalkan puasa dibulan ramadhan,karena mereka tekut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya.

Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan memblokade petunjuk bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau dianjurkan.

Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah SAWW bersabda; "Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil."

Mengapa kamu saudariku, tidak melihat
alasan mereka yang dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; "maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa"(QS. AL BAQARAH 2:66)

Kesimpulannya, apabila kau memegang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau melaksanakannya.

ALASAN VI: Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.

Saudariku, suami manapun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak semula.

Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga Allah SWT.

Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan bahkan di akhirat nanti.

Allah SWT bersabda; "dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta"(QS. TAHA 20:124)

Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?

Apabila kau saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanmu kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan tidak ada ketertutupan.

Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam.

Apabila tujuannya bersih dan murni,serta terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula.

Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.

Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.

ALASAN VII: Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : "dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)"(QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?

Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung kepentingannya dan pemahamannya sendiri !

ia meninggalkan tafsir sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya.

Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak mengikuti ayat : "janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak daripadanya"(QS An-Nur 24: 31)

dan sabda Allah SWT: "katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin;hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.." (QS Al-Ahzab 33:59).

Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor.

Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab.

Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini?

Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?

ALASAN VIII: Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya.

Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia katakan?

Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu.

Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya.

Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, berdoa..

sebagaimana dalam surah (Al-Fatihah 1:6 ) "Tunjukilah kami jalan yang lurus" serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab?

Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.

ALASAN IX: Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah saya pergi haji.

Malaikat kematian, saudariku,mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak.

Sayangnya, saudariku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan.

Allah SWT bersabda; "tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya" (QS Al-An'aam 7:34]

saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT; "berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumu.."(QS Al-Hadid 57:21)

Saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan selanjutnya.

Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya.

Allah mengatakan tentang orang-orang yang munafik, "dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri" QS Al-Hashr 59: 19)

saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.

Kesimpulannya, berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.

ALASAN X: Saya takut,bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!
Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam.Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah.

Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka.

Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT.

Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT.

Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.


KESIMPULAN

Tubuhmu,dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria.
Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail tubuhmu,pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan.

Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada syetan.

Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga hingga kau bertaubat.

Setiap hari membawamu semakin dekat kepada kematian. "tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.

Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.

Kehidupan dunia itu tidak lain dari kesenangan yang memperdayakan "(QS Ali 'Imran 3:185).

Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan saudariku,sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam saudariku apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang.

Pikirkan tentang hal ini saudariku, sekarang sebelum semuanya terlambat!

Minggu, 21 Desember 2008

Sandrina Malakiano Fatah Story


Setiap kali sebuah musibah datang, maka sangat boleh jadi di belakangnya
sesungguhnya menguntit berkah yang belum kelihatan. Saya sendiri yakin
bahwa "
sebagaimana Islam mengajarkan " di balik kebaikan boleh jadi tersembunyi
keburukan dan di balik keburukan boleh jadi tersembunyi kebaikan.

Saya sendiri membuktikan itu dalam kaitan dengan keputusan memakai hijab
sejak
pulang berhaji di awal 2006. Segera setelah keputusan itu saya buat,
sesuai
dugaan, ujian pertama datang dari tempat saya bekerja, Metro TV.

Sekalipun tanpa dilandasi aturan tertulis, saya tidak diperkenankan
untuk
siaran karena berjilbab. Pimpinan Metro TV sebetulnya sudah mengijinkan
saya
siaran dengan jilbab asalkan di luar studio, setelah berbulan-bulan saya
memperjuangkan izinnya. Tapi, mereka yang mengelola langsung beragam
tayangan
di Metro TV menghambat saya di tingkat yang lebih operasional. Akhirnya,
setelah enam bulan saya berjuang, bernegosiasi, dan mengajak diskusi
panjang
sejumlah orang dalam jajaran pimpinan level atas dan tengah di Metro TV,
saya
merasa pintu memang sudah ditutup.

Sementara itu, sebagai penyiar utama saya mendapatkan gaji yang tinggi.
Untuk
menghindari fitnah sebagai orang yang makan gaji buta, akhirnya saya
memutuskan
untuk cuti di luar tanggungan selama proses negosiasi berlangsung. Maka,
selama
enam bulan saya tak memperoleh penghasilan, tapi dengan status yang
tetap
terikat pada institusi Metro TV.

Setelah berlama-lama dalam posisi yang tak jelas dan tak melihat ada
sinar di
ujung lorong yang gelap, akhirnya saya mengundurkan diri. Pengunduran
diri ini
adalah sebuah keputusan besar yang mesti saya buat. Saya amat mencintai
pekerjaan saya sebagai reporter dan presenter berita serta kemudian
sebagai
anchor di televisi. Saya sudah menggeluti pekerjaan yang amat saya
cintai ini
sejak di TVRI Denpasar, ANTV, sebagai freelance untuk sejumlah jaringan
TV
internasional, TVRI Pusat, dan kemudian Metro TV selama 15 tahun, ketika
saya
kehilangan pekerjaan itu. Maka, ini adalah sebuah musibah besar bagi
saya.

Tetapi, dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberi saya yang
terbaik dan
bahwa dunia tak selebar daun Metro TV, saya bergeming dengan keputusan
itu.
Saya yakin di balik musibah itu, saya akan mendapat berkah dari-Nya.

HIKMAH BERJILBAB

Benar saja. Sekitar satu tahun setelah saya mundur dari Metro TV, ibu
saya
terkena radang pankreas akut dan mesti dirawat intensif di rumah sakit.
Saya
tak bisa membayangkan, jika saja saya masih aktif di Metro TV, bagaimana
mungkin saya bisa mendampingi Ibu selama 47 hari di rumah sakit hingga
Allah
memanggilnya pulang pada 28 Mei 2007 itu. Bagaimana mungkin saya bisa
menemaninya selama 28 hari di ruang rawat inap biasa, menungguinya di
luar
ruang operasi besar serta dua hari di ruang ICU, dan kemudian 17 hari di
ruang
ICCU?

Hikmah lain yang saya sungguh syukuri adalah karena berjilbab saya
mendapat
kesempatan untuk mempelajari Islam secara lebih baik. Kesempatan ini
datang
antara lain melalui beragam acara bercorak keagamaan yang saya asuh di
beberapa
stasiun TV. Metro TV sendiri memberi saya kesempatan sebagai tenaga
kontrak
untuk menjadi host dalam acara pamer cakap (talkshow) selama bulan
Ramadhan.

Karena itulah, saya beroleh kesempatan untuk menjadi teman dialog para
profesor
di acara Ensiklopedi Al Quran selama Ramadhan tahun lalu, misalnya. Saya
pun
mendapatkan banyak sekali pelajaran dan pemahaman baru tentang agama dan
keberagamaan. Islam tampil makin atraktif, dalam bentuknya yang tak bisa
saya
bayangkan sebelumnya. Saya bertemu Islam yang hanif, membebaskan,
toleran,
memanusiakan manusia, mengagungkan ibu dan kaum perempuan, penuh
penghargaan
terhadap kemajemukan, dan melindungi minoritas.

Saya sama sekali tak merasa bahwa saya sudah berislam secara baik dan
mendalam.
Tidak sama sekali. Berjilbab pun, perlu saya tegaskan, bukanlah sebuah
proklamasi tentang kesempurnaan beragama atau tentang kesucian. Berjibab
adalah
upaya yang amat personal untuk memilih kenyamanan hidup.

Berjilbab adalah sebuah perangkat untuk memperbaiki diri tanpa perlu
mempublikasikan segenap kebaikan itu pada orang lain. Berjilbab pada
akhirnya
adalah sebuah pilihan personal. Saya menghormati pilihan personal orang
lain
untuk tidak berjilbab atau bahkan untuk berpakaian seminim yang ia mau
atas
nama kenyamanan personal mereka. Tapi, karena sebab itu, wajar saja jika
saya
menuntut penghormatan serupa dari siapapun atas pilihan saya menggunakan
jilbab.

Hikmah lainnya adalah saya menjadi tahu bahwa fundamentalisme bisa
tumbuh di
mana saja. Ia bisa tumbuh kuat di kalangan yang disebut puritan. Ia juga
ternyata bisa berkembang di kalangan yang mengaku dirinya liberal dalam
berislam.

Tak lama setelah berjilbab, di tengah proses bernegosiasi dengan Metro
TV, saya
menemani suami untuk bertemu dengan Profesor William Liddle " seseorang
yang
senantiasa kami perlakukan penuh hormat sebagai sahabat, mentor, bahkan
kadang-kadang orang tua " di sebuah lembaga nirlaba. Di sana kami juga
bertemu
dengan sejumlah teman, yang dikenali publik sebagai tokoh-tokoh liberal
dalam
berislam.

Saya terkejut mendengar komentar-komentar mereka tentang keputusan saya
berjilbab. Dengan nada sedikit melecehkan, mereka memberikan sejumlah
komentar
buruk, sambil seolah-olah membenarkan keputusan Metro TV untuk melarang
saya
siaran karena berjilbab. Salah satu komentar mereka yang masih lekat
dalam
ingatan saya adalah, Kamu tersesat. Semoga segera kembali ke jalan yang
benar.

Saya sungguh terkejut karena sikap mereka bertentangan secara diametral
dengan
gagasan-gagasan yang konon mereka perjuangkan, yaitu pembebasan manusia
dan
penghargaan hak-hak dasar setiap orang di tengah kemajemukan.

Bagaimana mungkin mereka tak faham bahwa berjilbab adalah hak yang
dimiliki
oleh setiap perempuan yang memutuskan memakainya? Bagaimana mereka tak
mengerti
bahwa jika sebuah stasiun TV membolehkan perempuan berpakaian minim
untuk
tampil atas alasan hak asasi, mereka juga semestinya membolehkan seorang
perempuan berjilbab untuk memperoleh hak setara? Bagaimana mungkin
mereka
memiliki pikiran bahwa dengan kepala yang ditutupi jilbab maka
kecerdasan
seorang perempuan langsung meredup dan otaknya mengkeret mengecil?

Bersama suami, saya kemudian menyimpulkan bahwa fundamentalisme "
mungkin dalam
bentuknya yang lebih berbahaya " ternyata bisa bersemayam di kepala
orang-orang
yang mengaku liberal. ***
Dari Facebook-nya Sandrina Malakiano Fatah

Minggu, 30 November 2008

Penggodok Batu


KH. Rahmat Abdullah (alm)

Sampai hari ini saya belum dengar ada yang menyalahkan sang ibu yang menggodok batu, agar anaknya tertidur lantaran tak ada lagi bahan makanan yang dapat dimasak. Mungkin sejarah akan sangat kecewa bila Khalifah II Umar bin Khatab ra tidak segera dating dan serta merta pergi ke gudang logistic negara, lalu bergegas memanggulsendiri tepung yang akan mengubah batu menjadi roti.

Hari ini sejarah melihat banyak ibu merebus apa saja termasuk kucing (kebablasan) , agar anak-anakya tidak tidur, alias mati kelaparan. Sementara ada banyak orang yang terus menerus menjajikan batu (terigu), namun tak pernah membuktikannya, padahal secara pribadi mereka lebih kaya dari Umar.

Sebagian pembaca mungkin terperanjat dan segera menyergah: "nah, betul kan, agama itu candu untuk rakyat?"

Tunggu dulu, tuan. Agama bukan candu rakyat. Tuan boleh katakana: "agama itu batu dan terigu buat rakyat".

Di banyak tempat rakyat melempar batu karena tak dapatkan terigu. Di Palestina rakyat melempar batu kea rah Zionis yang kepala serta hati mereka terbuat dari batu. Hati serdadunya boleh jadi terigu yang meleleh melihat prajurit kecil yang tak kunjung selesai melempar batu. Para Politisi dan Rabi (tokoh agama Yahudi) nya berhati batu, bahkan lebih keras dari pada batu, karena batupun masih " ....dapat mengeluarkan air" (QS 2:74)

Palestina tidak punya senjata lain kecuali batu. Itulah agama yang paling primitif, agama batu, yang sangat ditakuti Yahudi dan sangat efektif di zaman ultra modern ini, minimal untuk sekedar mengingatkan bahwa Palestina masih ada dan tetap siap berlaga.

Pada saat batu-batu berterbangan dari arah demonstran ke aparat keamanan, mereka menjadi "sabda kebenara" yang tak dapat diganggu gugat. Jangan tanya manusiawi atau tidak. "hari ini makan rezeki batu," kata serdadu yang kelelahan menahan hujan batu dan tak boleh mambalas.

"Buat kredibilitas kita, ini batu sandungan," kata para pengambil keputusan, seraya berfikir bagaimana menyusun press release. Dengan tujuan yang sangat berbeda, para bonek menggunakan batu untuk menghancurkan genteng dan kaca rumah penduduk serta kereta api. "Jubuul kuroh" (gila bola) telah ikut memanfaatkan senjata intifadah untuk menggugat entah siapa.

Dari apa terbuat hati para provokator kerusuhan Ambon, teror Banyuwangi, teror Dili, Larantuka, Abepura, Poso, Kupang, Sambas, bahkan 14 mei 1998? Juga hari petawur antar sekolah dan antar gang? Semoga tidak ada yang menjawab: "dari batu, atau tak terbuat dari apa-apa alias tak punya hati."

Di banyak kawasan, rakyat yang punya semangat kerja sepakat membangun, entah masjid atau madrasah. Kelak, dari kasus-kasus pembangunan yang tak selesai munculpemeo "pakar batu pertama", karena tak pernah selesai dengan batu terakhir.

Dalam jajaran para Rasul, Muhammad SAW yang datang paling akhir menjadi penutup dan penyempurna. Dengannya bangunan agama ini menjadi jelas wujud dan karakteristiknya. "perumpamaan aku dan para Nabi sebelumku, seperti seseorang yang membangun rumah. Setiap Nabi telah meletakkan batu pada tempatnya. Tinggallah satu batu penjuru yang belum. Akulah yang menggenapinya. " (HR Bukhari & Muslim)

Kursi dan Batu

Berbahagialah mereka yang tak tahu politik. Berbahagialah mereka yang tak tahu arti kebahagiaan. Lebih berbahagia lagi mereka yang tak tahu politik dan mau berpolitik untuk menjinakkan politik. Karirnya sebagai penjinak politik.

Mengapa orang begitu sinis dengan politik? Barangkali karena kecewa dengan ulah para politisi.

Mereka mengumpulkan batu-batu untuk menyusun tangga yang akan menyampaikan mereka ke puncak kekuasaan dan memborong seribu kursi perwakilan. Mereka boleh bersiap jika yang merekawakili marah dan mulai melempar batu. Siapa peduli penyelesaian maslaah demi masalah yang di wariskan generasi lampau. Rakyat memang hanya punya satu senjata; protes dan satu kesempatan; sekarang! Selebihnya urusan para pengambil keputusan. Si licik tinggal impor terigu dengan jaminan harga diri dan kehormatan bangsa. Yang lebih berbahaya bila kursi yang diperebutkan dengan kelelahan mendaki tangga-tangga batu telah merobah hati manusianya menjadi batu. Bahkan ada kader partai yang sebelum mendapat kursi hatinya bertukar batu. Dusta, nifaq, intrik, khianat dan egoisme adalah lelehan najis yang keluar dari hati yang batu. Ditingkahi cairan sifat suka menjilat dan rekayasa ayat, lengkap sudah pentas perpolitikan dipenuhi biang laknat.

Batu Ujian

Partai anda partai orang-orang bersih? Tidak ada jaminan pribadi otomatis baik. Klaim dan imitasi adalah sifat khas ahli kitab sepanjang masa yang ditolaknya hanya terpola satu pemikiran: "takkan masuk sorga kecuali Yahudi dan Nasrani" QS 2:111

Silahkan masuk lewat pintu Yahudi dan Nasrani. Pintu Islam hanya terbuka bagi mereka yang :

".... menyerahkan dirinya kepada Allah seraya terus ihsan, maka ia berhak mendapat ganjaran di sisi rabbnya, tiada mereka mendapatkan kesedihan." (QS 2:112)

Kalau ada kanker yang menggerogoti agama-agama, maka di antaranya bisa berbentuk umat yang hanya bangga dengan status, tak peduli dengan nilai dan kualitas, lalu menjadikan simbol status itu sebagai gincu saja atau alat justifikasi kezaliman.

Dalam Pesan untuk bangsa-bangsa Timur Iqbal menyindir:

Cuma gereja, kuil, masjid dan rumah berhala

Kau bangun lambang-lambang penghambaanmu

Tak pernah dalam hati kau bangun dirimu

Hingga kau tak bisa jadi utusan mereka

Era da'wah kelembagaan yang mengambil bentuk aprpol adalah era setiap orang berpacu dan bergiat dalam kendaraan kolektifnya, dengan segala kreasi besar, walau sekecil apapun langkah uang bisa diayunkannya dan huruf-huruf sejarah yang bisa dipahatnya. Bila popularitas yang dipanen hari ini dianggap sebagai buah dari benih yang ditanam hari ini juga, maka genap sudah kedunguan yahudi dalam diri sang aktivis, tepatnya sang parasit.

Yang malas kembali ke surau-surau dan gubug-gubug untuk mengeja kata demi kata pesan suci yang telah membesarkan komunitas ini. Yang lebuh bernafsu mendeklamasikan do'a dengan suara menggeram, memaksa orang menangis di siang terang, lalu ia sendiri tertidur dengan mendengkur sampai pagi melewati malam-malam, tanpa sujud, tanpa do'a, tanpa rintihan. Perutnya terlalu kenyang dengan jamuan pertemuan, sementara gelap malam telah melindunginye dari intaianpenilai dungu yang mengira betapa panjang tahajudnya, betapa lirih do'anya, betapa bening hatinya!

Ia resah mempertahankan identias da'wahnya, gelisah dan ingin cepat-cepat kembali gita cinta zaman SMA, lalu menginginkan rapat-rapatnya benar-benar rapat laki-laki dan perempuan, bergurau bebar, berbaur lepas. Lepas dari norma-norma santrinya.

Yang meluncur dengan janji-janji politik yang tak bisa dipenuhinya, si pandir yang menggunakan forum walimah dan bakti sosial untuk mendikte orang lain menerima partainya yang `paling hebat', tanpa melihat bibir mereka yang mencibir jama'ahnya.

Yang mulai grogi seraya mencari celah berlari ketika satu bunga Al-Qur'an gugur sebagai syahid da'wah. Ingatlah; Musa pun pernah ngeri melihat tantangan besar di hadapannya, namun ia tak larut dalam perasaan takut yang manusiawi namun tidak imani.

Batu Sendi

Kader, sesungguhnya nama harum harimu dibangun di atas fakta-fakta yang berakar dalam ke masa lalu, ketika da'wah ini bermula. Di gubug-gubug gang sempit lahirnya. Berpeluh di kendaraan umum dalam rute-rute panjang aktivisnya.

Menapak jalan-jalan kota dan desa, nyaris tanpa sepatu kadernya. Mengorbankan nikmat tidur dengan pulang larut pagi. Jauh dari hingar bingar massa yang menyambut dengan gegap gempita. Lapar dan haus jadi kata yang asing untuk dieja pada entri kamusnya, karena telah berganti dengan kesenangan menghirup sepuasnya hati telaga Al-Qur'an. Adapun Sa'ad dan Mush'abnya, telah meninggalkan gedung bapaknya yang megah, tanpa suara duduk bersimpuh di rumah-rumah Arqam bin Abi Arqam yang tanpa papan nama, tanpa grup musik, mitos atau tokoh kharismatik. Yatimlah anak-anaknya, karena tak satu bapak mau mengakuinya.

Adapun Khadijah, Fatimah dan Sumayyahnya terusir dari kelas-kelas sekolah yang dibangun dengan pajak umatnya karena tak mau melepaskan pakaian taqwa menutup aurat mereka. Tanpa pemasaran catwalk rumah-rumah butik yang hari ini menjamur, tanpa bayar riyalti kepada korban yang diusir dari sekolah mereka. Mendunia kebangsaannya tanpa kehilangan kecintaan yang tulus kepada puak sendiri.

Bila ada yang bangga dengan kelompok, suku atau bangsa, segera rajaz melantunjan dari mulut Salmannya:

"Ayahku islam dan tak ada lagi bapak selainnya. Bila mereka berbangga dengan Qais atau Tamim"

Dan dalam kerja, semboyan ini meningkat gelora jiwanya menepiskan semya pengandalan status dan nama besar:

"Siapa yang lamban amalnya, tak dapat dipercepat oleh nasabnya"

Minggu, 19 Oktober 2008

Gadis Kolombia itu Bersyahadah Lewat Internet


"Bueno mija, felicitaciones!" Ucapan selamat itu diberikan pada Saidah Paola Dugue Correa, gadis Kolombia yang kini menemukan Islam!

PENGANTAR. Namanya Saidah Paola Dugue Correa. Dia dilahirkan di kota Bucaramanga, Kolombia. Namun sebagian besar masa kecilnya dihabiskan di kota Valledupar, sebuah kota yang terletak di bagian timurlaut Kolombia. Saidah merupakan sarjana Biologi dari Universidad de Santander (UDES), Bucaramanga. Kini menekuni pekerjaan sebagai seorang bakteriologis. Perkenalan pertamanya dengan Islam adalah tatkala menerima sebuah e-mail dari seorang Muslim Mesir. Berawal dari sanalah dia tertarik dengan Islam dan akhirnya bersyahadah. Saidah saat ini bekerja dengan Mostafa Mohye, pria yang mengirim e-mail tersebut dan manejer sebuah proyek yang berpusat di Mesir. Proyek itu dikhususkan bagi para muallaf baru yang ada di Spanyol dan Amerika Latin. Berikut kisah lengkapnya:

---000---

“Sebelum masuk Islam saya menganut Katolik. Tapi saya tidak pernah mempraktekkan agama itu dalam kehidupan sehari-hari. Bisa disebut agama cuma di KTP,” kata Saidah di awal kisahnya. Kini, selepas masuk Islam, Saidah mengaku bangga menjadi seorang Muslimah. Dia sangat bersyukur dengan anugerah yang luar biasa itu.

“Tahun 2004 merupakan awal ketertarikan saya dengan Islam, Alhamdulillah. Sebelum tertarik dengan Islam saya sebenarnya sudah punya rasa ingin tahu yang tinggi dengan budaya Arab, seperti musik Arab, lalu ingin ketemu dengan orang-orang Arab, dan banyak lainnya lagi. Saya juga sangat suka kaligrafi Arab. Itulah beberapa hal yang saya suka dari dunia Islam, jauh sebelum masuk Islam,” kata dia.

E-mail dari Mesir

Perlahan, sembari mempelajari budaya Arab itu tanpa disadarinya diapun “bersentuhan” dengan Islam. “Tahu tidak, pertemuan pertama saya dengan Islam adalah lewat internet,” lanjut Saidah. Ceritanya, satu hari di tahun 2004, Saidah menulis sebuah komentar singkat pada sebuah website Islam yang baru dibacanya. Di situ Saidah menulis bahwa dia sangat tertarik untuk mengetahui Islam.

Beberapa hari kemudian dia menerima sebuah e-mail yang berbunyi:”Anda tertarik untuk mendapatkan buku-buku gratis tentang Islam dalam bahasa Spanyol?". Pengirim surat elektronik itu mengenalkan dirinya dengan nama Mostafa Mohye Mossad dan mengaku berasal dari Mesir. “Ketika membaca e-mail itu saya benar-benar surprise. Tetapi secara spontan hati saya dilanda sedikit keraguan. Mana mungkin ada orang mau berikan buku secara gratis. Ah, ini tidak normal,” aku Saidah.

Begitupun, meski Saidah tidak mengenali siapa itu Mostafa Mohye, dia tetap menaruh perhatian besar pada e-mail tersebut. Sebab, itulah kontak pertama dia dengan kalangan Islam. Perkara itu (keragu-raguan) tak membuatnya surut untuk mengetahui Islam lebih jauh. “Saya balas e-mail itu serta memberikan alamat rumah. Tak lama, kira-kira 2 bulan, buku-buku dimaksud sampai ke alamat saya,” kisahnya. Saidah mengaku sangat gembira sekaligus takjub. Ternyata keragu-raguannya tak terbukti.

Mulai “berdakwah”

“Kala itu, saya jadi tertarik untuk terus melakukan kontak dengan Mohye. Dia telah menunjukkan cara yang sangat menarik dalam mengenalkan Islam kepada nonMuslim,” tukasnya. Saidah bahkan mengirimkan Mohye alamat beberapa orang rekannya yang nonMuslim agar juga dikirimkan buku sejenis. Bukan main, rupanya Saidah mulai “berdakwah” pula. Dan yang membuatnya takjub, Mohye mengirim buku-buku Islam ke teman-temannya yang ada di berbagai negara dengan bahasa negara asal rekan-rekannya itu..

“Juli 2004, kami mulai melakukan kerja dakwah. Kami berempat yakni Mohye, Maryam, Claudia dan saya sendiri membentuk sebuah kelompok kecil. Kini, tahun 2008, Alhamdulillah jaringan dakwah kami sudah luas. Tim kami berjumlah 30 orang yang bersal dari negara-negara latin seperti Kolombia, Argentina, Brazil, Chili, Peru, Meksiko dan lainnya. Tiap kelompok melakukan pertemuan dengan orang-orang yang tertarik dengan Islam,” pungkas Saidah.

Menariknya, Saidah sendiri justru belum bersyahadah lagi. Tapi dia sudah ikut membantu kegiatan dakwah Islam. Inilah yang bikin heran sebagian Muslim dan bahkan juga nonMuslim yang lain. Saidah terkadang sangat gigih mempertahankan Islam, jika ketemu dengan orang-orang yang salah dalam memandang Islam. Dengan sigap dia menerangkan kepada mereka tentang kebenaran Islam.

Makin cinta Islam

“Begitulah, bantuan berupa buku-buku referensi dari kawan-kawan, juga referensi dari internet, sangat membantu saya dalam mempelajari Islam. Kecintaan saya pada Islam makin hari makin bertambah. Belajar lewat internet sungguh menarik. Jalur diskusi online sangatlah membantu. Misalnya chatting. Saya banyak bertanya pada rekan-rekan Muslim melalui cara chatting ini. Jadi, dapat saya katakan perkenalan awal saya dengan Islam ya melalui internet,” lanjutnya.

Beberapa temannya kadangkala bertanya kenapa tidak masuk Islam. Saidah selalu menjawab bahwa dia cuma ingin belajar saja, tak ada keinginan untuk masuk Islam. Namun, hati nuraninya tak bisa dibohongi. Seiring dengan perjalanan waktu, dia mulai merasakan sesuatu yang lain di hati.

Saidah mengaku perlahan ada yang “mengalir” dalam hatinya. Tampaknya dia mulai menemukan kebenaran itu ada dalam Islam. Menurut dia, Islamlah agama yang benar. Satu-satunya jalan dan sekaligus cahaya kehidupan yang benar. “Itulah yang muncul dalam pikiran dan hati saya waktu itu. Dan, Mohye kerap menanyakan akankah saya bersegera untuk bersyahadah. Saya hanya menjawab belum lagi. Saya masih butuh beberapa lama lagi untuk memutuskan itu,” kata Saidah.

Memasuki 2007, sebagian teman-teman akhirnya tahu ternyata Saidah belum bersyahadah lagi.

“Tapi pada kenyataannya saya sudah bersyahadah di dalam hati. Sebab saya telah yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya,” tukasnya.

Teman-temannya berujar:"Hatimu sebenarnya sudah Islam. Kamu seorang Muslim. Semua yang kamu lakukan adalah perbuatan seorang Muslim. Tapi kamu mungkin belum tahu, syahadah itu adalah perkara penting untuk sahnya keislaman seseorang.” Saidah akhirnya paham apa maksud rekan-rekannya itu.

Ke Maicao

Pada akhir Ramadhan 2007 Saidah melawat ke Maicao, sebuah kota di propinsi La Guajira, Kolombia, dengan seorang teman Muslimnya Aisyah. Saidah kesana untuk menemani Aisyah yang hendak bersyahadah.

Di Maicao, saat berada di mesjid, Saidah menyaksikan teman-teman mengerjakan shalat. Saat itu hatinya tergerak untuk berdoa dan bermohon pada Allah agar membantunya dalam mengambil keputusan.

“Ya Allah, jika ini memang jalan yang Engkau inginkan, tunjukilah jalan menuju Islam ya Allah,’ pintanya sungguh-sungguh.

Beberapa hari kemudian dia menyatakan pada Aisyah dan salah seorang rekan lainnya yakni Muhammad Hamoud tentang keputusannya (untuk memeluk Islam). Mereka terlihat sangat gembira sekali.

“Kamipun bersegera menuju ke mesjid guna mendeklarasikan syahadah itu. Oya beberapa saat sebelum kesana saya sempat menelpon kedua orangtua dan menceritakan keinginan masuk Islam pada mereka,” kisahnya lagi. Saidah merasa perlu memberitahukan kedua orangtuanya, sebab baginya keputusan tersebut akan sangat mempengaruhi kehidupannya di kemudian hari.

Mendengar penuturan putrinya, Milciades, sang ayah berujar dalam bahasa Kolombia:"Bueno mija, felicitaciones!" Artinya, putriku, selamat! Kalimat singkat dari sang ayah sudah lebih dari cukup bagi Saidah. Dia merasa tenang dan makin percaya diri.

Sementara ibunya, Luisa, awalnya sedikit bingung dengan keputusan anaknya itu. Namun akhirnya dia paham kemauan Saidah. "Ok anakku, kamu yang lebih tahu apa yang terbaik bagi kamu”, ujar ibunya kala itu. Kebahagiaan Saidah makin bertambah. Dia bahkan berdoa semoga Allah merahmati mereka dengan hidayah-Nya.

Bersyahadah via internet

Saidah pun mendeklarasikan keislamannya via internet di depan dua orang saksi, yakni Mostafa Mohye dan Ahmed, keduanya dari Mesir. Baik keluarga maupun teman-temannya yang nonMuslim menyambut keislamannya itu secara tenang. Tak ada komentar-komentar miring.

“Ya ada juga sedikit joke-joke kecil, tapi tidak masalah bagi saya. Alhamdulillah, yang terpenting saya masih bagian dari kehidupan mereka. Misalnya keponakan saya, Omar David yang baru berusia 6 tahun, sering meminta saya menulis kata Alah dalam bahasa Arab. Dia suka kaligrafi rupanya. David juga suka mendengar lagu-lagu Islam. Bahkan adakalanya dia meminta saya untuk membacakan beberapa potong ayat suci Alquran,” kata dia mengenang.

“Sungguh, keputusan untuk masuk Islam benar-benar datang dari lubuk hati yang dalam. Bukan karena paksaan seseorang atau hal lainnya. Itu semata-mata karena Allah telah menunjukkan jalan yang penuh cahaya kepada saya,” akunya.

Saidah berusaha menunjukkan budi pekerti terbaiknya guna menunjukkan bahwa Islam itu agama yang benar. Saidah beranggapan, selama ini banyak berita tentang Islam, baik melalui televisi ataupun media cetak, seringkali tidak adil dalam pemberitaannya.

“Benar bahwa ada sekelompok Muslim yang melakukan perbuatan keji dan merusak. Tapi janganlah menyalahkan Islam. Itu semata-mata kesalahan pemeluk bukan agamanya. Karena itu saya berpesan kepada semua Muslim untuk menunjukkan akhlak terbaik sepertimana diajarkan Islam dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hanya ini yang bisa merubah persepsi mereka yang tidak suka Islam,” pesan Saidah seraya menutup kisahnya. [Zulkarnain Jalil/www.hidayatullah.com]

Rabu, 03 September 2008

Muslim Palestina Jalani Ramadhan di Tengah Kesulitan dan Kepedihan


Rakyat Palestina menjalani bulan suci Ramadhan tahun ini, lagi-lagi dalam situasi yang memprihatinkan. Sebagian besar dari mereka masih mengandalkan bantuan makanan dari PBB, karena blokade ekonomi dan tekanan penjajah Israel yang terus menerus.

"Daging? Kamu kira dengan apa saya bisa membeli daging," ujar Ahmad Hassan Makdad, ketika ditanya menu makanan apa yang akan tersedia di rumahnya selama bulan puasa.

Ahmad bersama-sama dengan warga Palestina lainnya, sedang mengantri pemberian jatah makanan dari badan bantuan PBB untuk Palestina-UNWRA yang terdiri dari tepung, minyak, gula dan beras di kamp pengungsi Jabaliya.

Selama enam bulan belakangan ini, Jalur Gaza mengalami krisis pangan, krisis terburuk selama 13 tahun terakhir, akibat embargo ekonomi yang dilakukan AS serta sekutunya pada pemerintahan Hamas.

Sebagai orang Palestina, Ahmed kini tidak lagi bisa menjaga tradisi saling mengunjungi kerabat dan sahabat selama ramadan karena tidak punya cukup uang.

"Menurut tradisi, kami memberikan hadiah-hadiah, kue atau daging. Dari 10 kunjungan tahun ini, saya hanya akan bisa melakukan satu kunjungan saja," tutur Ahmad, ayah delapan anak berusia 57 tahun itu.

Akibat embargo bantuan terhadap Palestina, puluhan ribu pegawai negeri di negeri itu sejak bulan Februari lalu tidak menerima gaji secara penuh. Kondisi ini sangat mempengaruhi kualitas kehidupan sekitar satu juta rakyat Palestina, baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat.

Disisi kantor UNWRA, seorang ibu sedang membantu anak lelakinya mengangkut sekitar enam kilo tepung ke gerobak yang ditarik oleh seekor keledai.

"Saya pikir, Ramadhan ini akan menjadi yang paling sulit dalam kehidupan saya," keluh Umi Nassim. Kedua tangannya yang berlumuran tepung terkulai lemas, sebagai tanda ketidakberdayaannya.

"Inikah kehidupan? Kami bergantung pada bantuan asing," tukas Samir Al-Qatari, seorang sopir taxi dengan nada marah.

"Seluruh dunia bersekongkol untuk menciptakan penderitaan bagi rakyat Palestina, AS, Eropa dan negara-negara Arab. Khususnya negara-negara Arab," keluh Al-Qatari.

Sejak bulan Maret, UNWRA menambah sekitar 100 ribu orang di Jalur Gaza, dalam daftar mereka yang akan mendapatkan bantuan makanan. Menurut badan PBB itu, 60 persen penduduk Gaza atau sekitar 830 ribu orang, menerima bantuan makanan dari PBB.

"Situasinya suram. Lihatlah semua anak-anak di sini. Anda pikir mereka mau datang kesini jika mereka punya pekerjaan?" tanya Ahmad putus asa.

Di tempat lain, Umi Ossam menjual paket makanan yang diterimanya dari UNWRA pada sesama warga Palestina yang tidak masuk klasifikasi pengungsi dan tidak masuk katagori penerima bantuan PBB.

"Saya menjual satu bungkus tepung untuk membeli kebutuhan lainnya. Sekarang ini tahun ajaran baru dan anak-anak saya butuh buku-buku dan pena," ujar Umi Ossam.

"Tidak akan ada perayaan idul fitri tahun ini," sambungnya getir sambil tawar menawar dengan pembeli tepungnya. (ln/iol)
http://www.eramuslim.com/berita/int/6925154052-muslim-palestina-jalani-ramadhan-tengah-kesulitan-dan-kepedihan.htm?prev